Rabu, 07 Desember 2011

Peran Ilmu Administrasi Bisnis

            Ilmu administrasi bisnis dapat menempati perannya yang sesuai dalam pembangunan bangsa. Kita secara jujur harus mengakui bahwa bangsa Indonesia masih sangat lemah pada aspek ini, yakni pengembangan jiwa entrepreneurship. Barangkali saat ini tidak sedikit orang yang berkeinginan atau telah pula mencoba untuk menjadi usahawan. Tidak sedikit pula di antara mereka yang sungguh-sungguh memiliki jiwa kewirausahaan. Artinya pada level praktek, kita barangkali tidak akan kekurangan stok entrepreneurship.

            Namun, pada sisi lain, kita harus mengakui bahwa pemahaman keilmuan mengenai hal ini secara akademis masih sangat terbatas dikembangkan di Indonesia. Padahal tidak sedikit universitas atau akademi yang mengajarkan administrasi bisnis. Boleh jadi persoalannya adalah pada tataran konseptual sebagaimana diuraikan di atas. Jika perbedaan domain antara ilmu administrasi bisnis dan manajemen tidak dipahami secara tepat, maka tidak salah kalau konsep-konsep atau gagasan yang dikembangkan juga akan ikut terbawa keliru. Ini adalah semacam otokritik bagi kita bersama, yakni orang-orang yang bergerak di lapangan keilmuan administrasi bisnis.

            Dengan perangkat-perangkat keilmuan yang tidak dikembangkan dengan proporsi yang sesuai dengan domain dari disiplin ilmu itu sendiri, akan sulit diharapkan suatu kemajuan ilmiah dalam aplikasi praktis ilmu administrasi bisnis itu sendiri. Pada gilirannya, kebutuhan masyarakat akan wawasan keilmuan yang dibutuhkan untuk mendukung dunia bisnis juga tidak terpenuhi dengan baik. Menurut Schumpeter (dalam Mintzberg et.al., 1998: 125-8), seorang entrepreneur tidak mesti seseorang yang menanamkan modal awal untuk membangun suatu usaha atau menemukan suatu produk baru yang menjanjikan peluang. Seorang entrepreneur adalah orang yang memiliki gagasan bisnis (business idea). Suatu gagasan barangkali kelihatan remeh atau sepele, namun di tangan seorang entrepreneur ia bisa menjadi sesuatu yang powerful, dan pada gilirannya mendatangkan keuntungan (profitable). Dalam mengelola usaha, dia tidak dibatasi oleh kalkulasi-kalkulasi teknis atau kuantifikasi, melainkan lebih mengandalkan intuisi, penilaian (judgment), kebijaksanaan (wisdom), pengalaman, dan pemahaman (insight).

            Kreativitas mereka tidak dibatasi oleh cara-cara yang ada, melainkan mampu menemukan kombinasi-kombinasi baru yang menguntungkan, yang boleh jadi tidak dilihat orang sebelumnya. Dari penjelasan ini, kita bisa mengatakan bahwa akan sangat terbatas sumbangan ilmu administrasi bisnis bila ia terpaku pada aspek teknis dan pengelolaan operasional dan manajemen keseharian organisasi. Justru pada domain inilah ilmu ekonomi dan manajemen tidak banyak berbicara (Minztberg, 1998: 125), karena sudah melekat pada aspek-aspek operasional yang cukup rumit dalam dunia bisnis. Pada sisi ini, administrasi bisnis seharusnya masuk dan memberikan kontribusinya.

           Jika dilihat dari perspektif makro, yakni pembangunan sebuah negara, maka kita tidak bisa memungkiri bahwa ekonomi merupakan tulang-punggung yang sangat penting. Indonesia kaya akan sumberdaya alam, jumlah penduduk, posisi geografis yang strategis di antara dua benua, dan lain-lain. Namun, tanpa pemahaman semangat kewirausahaan yang dilandasi oleh pengembangan keilmuan yang tepat di bidang administrasi bisnis, maka segenap potensi tersebut tidak akan bisa termanfaatkan dengan baik.

           Dan, kita cukup melihat kepada tetangga kita yang kecil, yakni Singapura, sebagai sekedar perbandingan. Tanpa modal kekayaan alam dan luas wilayah yang relatif sangat kecil, negara tersebut mampu menempatkan diri di tengah-tengah persaingan global yang ketat. Bahkan untuk aspek turisme, kita harus berkaca kepada negara ini. Tanpa modal kekayaan panorama alam, ragam budaya, dan lain-lain yang berlimpah kita miliki, Singapura toh tetap mampu menarik para pelancong dari berbagai penjuru dunia.

           Demikian pula untuk sektor-sektor jasa, yang mengandalkan kapasitas sumberdaya manusia terdidik, negara ini termasuk yang paling menguasai di wilayah Asia Tenggara. Tentu saja, ilmu administrasi bisnis bukan satu-satunya yang patut disalahkan untuk ketertinggalan kita ini. Banyak faktor yang berpengaruh dan dapat menjelaskan mengapa Indonesia tidak mampu membangun tulang-punggung perekonomian yang kokoh, khususnya di sektor riil. Akan tetapi, kita dapat mengatakan bahwa tanpa ilmu administrasi bisnis yang dikembangkan dengan baik, maka banyak persoalan dalam perekonomian kita yang tidak bisa terselesaikan sesuai harapan. Artinya, ini adalah tugas penting dari ilmu administrasi. Sinergi antara ilmu dan praktek diperlukan untuk memberikan hasil yang optimal dalam setiap usaha atau ikhtiar, apa pun itu jenisnya. Apalagi usaha bisnis.

            Segala sesuatu harus diperhitungkan secara cermat, penuh perencanaan, dan mengandung konsekuensi langsung terhadap kelangsungan hidup organisasi. Kombinasi antara pengembangan ilmu dan praktek bisnis sangat diperlukan, agar potensi kewirausahaan yang ada di masyarakat mendapat topangan yang kuat dari kajian-kajian ilmiah di bidang administrasi bisnis. Ini sekedar untuk menggaris-bawahi, bahwa mereka yang menekuni ilmu administrasi bisnis tidak boleh hanya terbenam pada aspek-aspek teknikal dari manajemen pengelolaan organisasi bisnis. Harus ada wawasan yang lebih luas, dan mampu menempatkan konsep-konsep administrasi ke dalam konteks yang sesuai, yakni strategi dan tujuan organisasi. Dan dibalik semua itu, adalah adanya pemahaman terhadap hakekat jiwa kewirausahaan atau entrepreneurship sebagai tipikal kepemimpinan dalam dunia bisnis.

           Jadi dapat di simpulkan peran ilmu administrasi bisnis adalah mengembangkan konsep-konsep dan dasar keilmuan tersebut, sedemikian rupa sehingga tidak saja aktivitas operasional perusahaan berjalan lancar dan efisien, namun sekaligus pula mendapat arah dan strategi yang tepat serta dipicu oleh semangat kepemimpinan bisnis yang berani mengambil resiko, mampu membaca peluang, dan terus melahirkan ideide kreatif dan segar. Apa yang telah dilakukan oleh kaum wirausaha di negeri kita tidak cukup dibiarkan berkembang secara alamiah, melainkan harus ditopang oleh dunia akademis, yang dalam hal ini tidak lain adalah ilmu administrasi bisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar